

We all know Lippo Plaza itu sebuah mal yang relatif kecil dengan trafik pengunjung yang boleh dikatakan sedikit juga. On top of that, sudah hadir beberapa restoran dan cafe, bahkan diantaranya ialah cabang yang sudah well known.
So when The Big Eyed opened its door, I was like…seriously, another Cafe?
Mendengar kata ‘Cafe’ di Medan taon 2016 ini udah bikin ilfil sebenarnya. It’s mostly fancy interior with average taste, overpriced food. The Big Eyed beg to differ. Dengan tagline ‘Brunch, Lunch, Dinner’ brand ini berusaha utk keluar dari zona tersebut.
Lokasi The Big Eyed bersebelahan dengan Cinemaxx. Design interiornya boleh dibilang sederhana, paduan kayu dan batu dengan warna yang earthy dan pale, tren coffee shop 2015-an.
Tempat ini berhasil memadukan cahaya alami dengan lampu pijar, creating balanced cool & warm ambience.
Susunan barisan meja juga sederhana, berhubung luas tempat ini juga terbatas. 3 baris meja makan tersusun berderet, dengan meja komunal di tengah. Bagian samping menjadi area bar dan kitchen.
Kedatangan kami jatuh di hari minggu, kurang lebih jam 11-an untuk mencicipi menu brunch. Daftar menu diberikan dengan lembaran berisi tulisan–with fancy menu names. Lalu disusul foto-foto makanan dalam satu album, walau tidak komplit.
*Oh ya, saya berkunjung 2 kali sebelum menulis review ini, and I lost my first bill.
Secangkir latte mengawali penungguan orderan kami. Tasting note: lighter body, cocok buat casual coffee drinker, walau personally gw lebih suka yg lebih bold. Well trained barista, otherwise the expensive La Marzocco would have been a waste
Mushroom on toast, basically toast topped with egg, sauteed shimeji dan shiitake. Quite a light meal yang didampingi potato dan kidney beans. Aroma dan kombinasi jamur yang disauteed udah bikin hidangan ini effortless-ly good.
Pasta dengan pesto sauce yg berbahan dasar basil ini creamy dengan warna sedikit kehijauan. Cocok buat kenyang sekalian skip lunch. I found the taste good, but not remarkable.
To kill the curiosity, ordered The Big Benn yang mana ialah egg benedict. Poached well with its runny yolk and sauteed spinach. Tasty hollandais sauce and overall not disappointing.
Alright, foto-foto diatas merupakan menu kunjungan pertama. I was trying to be more adventurous on 2nd visit, so here we go…
Well seasoned salmon dan sauteed spinach yang dibungkus puff pastry. Lalu digarnish dengan selada dan diletak diatas mashed potato yang dikelilingi oleh saos yang diolah dengan proses reduction.
Menu yang satu ini agak lama keluarnya karena pastry harus dipanggang dulu. But it’s worth the wait…
Dengan hati-hati saya membelah potongan salmon yang dibalut pastry yang puffy dan fragile. Lalu dengan pisau, diolesi saos yang terasa sedikit red wine hasil proses pengentalan.
And I put it in my mouth, silenced me for a while.
Damn. this.is.good.
None of the element taste dull, dari salmon hingga ke puff pastry. It’s a clever combination of puffy outer skin, meaty salmon, a little bit of veg and winey sauce—exploding in your mouth. This menu is highly recommended.
Marinara pasta dipesan awalnya untuk anak saya. Turned out to be above my expectation as well. Springy prawns, I assumed it’s fresh dan saos nya juga ada sedikit hint of red wine. My daughter finished ¾ of the portion alone.
The typical cafe pizza, only unique topping yang terinspirasi dari Texan Mexican cuisine. Pizza tasted good, hanya saja menurut saya sebaiknya guacamole dan sour cream dipisah karena mengakibatkan pizza lembek dan basah.
Overall, pleasant dining experience. Walau berada dalam mal, tempat ini nyaman dengan interior yang not overly done dan kombinasi pemanfaatan cahaya matahari & lampu dalam ruangan yang baik.
Lokasinya yang berada dalam mal bikin agak males aja sih sebenarnya kalo harus sengaja datang buat dining, unless you have something else to do before and after.
Tapi disamping itu, rasa makanan dan minuman disini memuaskan, berikut servisnya yang baik. Harga makanan disini ga murah, but it’s one of those few places I’m happily spending my money on.
The Big Eyed
Lippo Plaza Medan Lt 1-12,15
+6261-80511150
Brunch Menu serve from 10.00 – 18.00
Dinner Menu serve from 18.00 – 22.00
Cabrita (baca: ka-bri-ta) Patisserie & Bakery terletak di Jalan A.H. Nasution No. 102, daerah Medan Johor. Cabrita didirikan sejak Agustus 2015 lalu. Bangunan yang sebelumnya merupakan rumah tua ini disulap menjadi sebuah tempat ‘nongkrong cantik’ yang kekinian. Welcome to Cabrita!
Di sela hiruk pikuknya kota Medan, Cabrita seakan menjadi sebuah ‘sweet escape’ yang mendamaikan.
Dengan konsep bangunan ala Eropa serta area outdoor yang bergaya klasik, membuat setiap pengunjung yang datang pasti akan berhenti untuk ber-selfie ataupun berfoto ria sejenak di sini, yes because of its photogenic design.
Memasuki pintu utama, kita akan disambut dengan berbagai pastry & bakery display sepanjang ruangan.
Cabrita sendiri memang lebih menganut ke arah French style, terlihat dari penampilan berbagai jenis pastry yang berada di dalam display, begitu pula jenis bakery yang tidak lari dari danish, croissant, dan semacamnya.
Nah, mari kita intip beberapa pilihan best-seller pastry of Cabrita.
Selain Mix Fruits Cheesecake, ada beberapa varian cheesecake lainnya seperti Strawberry Cheesecake dan Blueberry Cheesecake. Chocolate Velvet ini sendiri terdiri dari bahan utama chocolate sponge dan chocolate mousse premium.
Red Velvet yang dibaluti lapisan almond di luar, di tiap layer bagian dalamnya sendiri dilapisi oleh cream cheese.
Chocolate Tart dibuat dengan bahan utama chocolate ganache.
Dan, Vanilla Crunch sendiri terdiri dari bahan utama almond sponge, white mousse dan caramel.
Cabrita sendiri berharap dapat menarik pasar dengan harga yang cukup terjangkau.
Saat ini, bisnisnya masih lebih fokus ke take away, but worry not, di sini juga tersedia meja-meja untuk kamu dine-in, jadi kamu bisa senantiasa ‘nongkrong cantik’ di sini.
Ngomong-ngomong, ketika ditanya mengapa dinamakan “Cabrita”, ternyata ‘cabrita’ itu dari bahasa Spanyol yang artinya kambing kecil.
Hampir semua produk pastry or bakery of Cabrita yang memiliki komposisi dairy product yang menggunakan susu kambing asli, dan inilah mungkin salah satu faktor yang membuat Cabrita berbeda.
Cabrita sendiri memang memiliki peternakan kambing, dan susu yang dihasilkan dari peternakan semuanya dibawa dan dipasteurisasi langsung di sini loh.
Ke depannya, Cabrita juga akan memanfaatkan kios mungil di samping area outdoor, sebagai mini bar yang menyediakan es krim dengan bahan utama susu kambing asli. Penasaran nih dengan rasanya.
Nah, buat kamu-kamu yang tinggal di daerah Johor, Titi Kuning, dan sekitarnya, tidak perlu jauh-jauh apalagi pusing mencari tempat ‘nongkrong cantik’ lagi.
Cabrita Patisserie & Bakery
Jalan A.H. Nasution No. 102, Medan
061-88802342
IG/FB: CabritaHouse
http://www.cabritahouse.comOpen Hour: 08.00-21.30
(Menerima delivery minimal pembelian 100rb/200rb sesuai lokasi)
Jaman sekarang kalau buka cafe bukan hanya soal taste aja, desain interior juga harus ciamik, instagramable, fotogenik dan bisa buat mejeng cantik.
Kalau kriteria cafe tempat tongkrongan kamu seperti disebut diatas then read no more. But click the button below kalau kamu penasaran soal taste dan dining experience.
Sesuai namanya, cafe ini memberi kesejukan taman ditengah hiruk pikuk Kota Medan. Bersebelahan dengan butik Etalase, lokasi ini sebelumnya juga ditempati rumah makan Nasi Kucing. Not sure kalau owner atau manajemen-nya sama.
Jujur MaMa juga mampir kesini karena tertarik dengan suasana-nya yang berbeda dengan cafe pada umumnya yang bertema industrial belakangan ini.
Salah satu menu andalan disini ialah Nasi 7 Keturunan. Yup, you read that right. Mungkin nama ini sesuai dengan hidangan nasi yang punya 7 rasa (dan 7 warna).
Basically ini menu nasi sayur dengan sepotong ayam semur dan 2 tusuk sate tempe (bukan daging). Taste is okay walaupun 7 nasi punya taste yang mirip-mirip (rasa nasi uduk).
Nasi Ayam Tidur di Bambu, walau cantik dari segi tampilan tapi rada ribet makannya. Ayam itu harus kamu keluarin dari bambu dan bungkusan daun harus dibuka untuk munculin si ayam. Bumbunya seperti bumbu pepes, dihidangkan dengan nasi putih dan lalapan.
By the way, MaMa nga yakin ayam itu dibakar didalam bambu karena nga ada bekas bakar sama sekali di bambu-nya (cuma sebagai hiasan).
Pulut Mangga ini agak “beda” dengan yang biasa kamu temui di Thai Restaurant. Alih-alih menggunakan santan sebagai dressing diatas pulut, menu ini disajikan dengan srikaya dan taburan wijen.
Manisnya cocok sebagai dessert tapi mangganya bukan jenis Lokmay, jadi terasa asem dan sedikit keras (kurang matang). Pulutnya juga terlalu lembek, well… mungkin lebih Indonesian Style.
Oiya buat kamu yang smoking, area smoking lumayan apik karena hiasan pohon-pohon besar yang berbaris disepanjang cafe membatasi jalan raya dengan area cafe. Hanya saja suara berisik kendaraan yang lalu lalang bakal sedikit mengganggu.
Salah satu masukan kami ke pihak manajemen ialah minuman yang terlalu manis. 2 minuman yang kami order yaitu Thai Ice Tea dan Teh Bunga sudah di request “pisah gula” tapi keluarnya minuman dengan rasa gula, dan ada gula terpisah dihidangkan manatau “kurang manis” lagi.
The drinks are big mistake, kecuali kamu bener-bener suka dengan rasa manis berlebih. Dan minuman berwarna biru itu taste like syrup with sugar and coloring. Duh…
Hidangan terakhir kami di meja ada Avocado Sandwich, isinya sayuran dan avocado. With mayonnaise. A lot of it.
Kalau saja mayonnaise-nya ga sebanyak itu, this dish would save the day. Avocado-nya bakal lebih terasa dan bukan hanya rasa manis mayonnaise.
Apabila kamu berkunjung kesini dan kurang puas dengan makanan atau minumannya, sebaiknya kamu sampaikan ke manager on duty, kan sayang tempat sebagus ini ditinggalkan hanya karena sedikit masalah detail makanan.
Overall conclusion di kunjungan kami, good ambience, nice attention to interior detail, could be improved food.
The Garden Cafe
Jalan Teuku Umar simpang Tumapel
Devit Oey, sebuah nama yang mungkin asing bagi awam. Tapi bagi pecinta healthy food di Medan, nama tersebut termasuk dalam jajaran healthy food catering yang kami rekomendasikan sebelumnya.
Perjalanan Devit berawal sekitar 3 tahun lalu. Pria asal Bogor ini awalnya bekerja di sebuah fitness club asal Jakarta. Bermula dari motivasi untuk menurunkan berat badan, Devit akhirnya belajar memasak untuk diri sendiri.
Seiring progres menurunkan berat badan, beberapa member yang melihat perkembangannya pun tertarik untuk mencoba makanannya.
Disinilah titik awal Devit melihat potensi bisnisnya. Maklum, 3 taon lalu belum banyak catering yang menyediakan healthy food.
Alhasil, flashback ke kurang lebih 2 tahun yang lalu saya pun memesan cateringnya selama sebulan. Salah satu alasannya ialah harganya yang lebih terjangkau (kurang lebih 20rb-an/meal, sudah termasuk delivery).
Namun perlu diakui bahwa masih terdapat beberapa kekurangan, seperti jadwal pengantaran yang masih acak kadul, kualitas makanan yang tidak konsisten, dan kurangnya variasi menu.
“Iya ko, waktu itu belum serius” Jawabnya ketika saya menemuinya di Powerbox. FYI, Powerbox ialah sebuah sasana Mixed Martial Art dan Muaythai yang terletak di Jalan S.Parman (seberang Koki Sunda).
Melihat demand yang terus meningkat, akhirnya Devit mulai serius menjalani bisnis ini. Akhir 2015 lalu saya mencobanya lagi, ternyata sudah banyak perkembangan!
Kini, Devit Oey membuka sebuah cafe kecil, menyediakan beberapa opsi healthy meal. “Biasanya kan orang harus order dulu, jadi buat yang mau makan, bisa datang kesini langsung.”
Menunya sendiri memang masih belum banyak. “Maklum, karena baru buka jadi ga berani stock banyak dulu, soalnya kan kita maunya serve dalam keadaan fresh.”
Salad identik dengan healthy toh? Porsi salad ini standar dengan cheery tomato, half boiled egg, kacang merah, jagung, tuna, capsicum dan selada. I find the tuna enjoyable, olahan sendiri, bukan kalengan.
Tuna again, hanya saja dibalut whole grain bread dan ada sedikit olesan mayo agar lebih scrumptious.
Unless you’re strictly particular on your diet, I see no point ordering this for 18rb. But yeah, maybe you have specific diet goal.
Olahan daging ayam dibalut di lemongrass dan lightly grilled. Agak dry, less oily but hey, this is healthy satay lilit.
For protein seeker, chicken grilled menggunakan potongan ayam dada, rasanya kurang lebih mirip dengan sate lilit, minus the lemongrass flavor.
Ayam suir is my personal favorite. Daging ayam marinated di sauteed dengan irisan wortel. I had this couple times and never get bored of it.
Minuman disini juga ga fancy. Carrot orange (18rb) tanpa gula.
Untuk shakenya, Devit menambahkan 1 scoop whey protein vanilla.
Let’s admit, healthy food will never outperform meals from commercial kitchen.
Sebagaimana mestinya healthy food, buat lidah yang udah terbiasa dengan makanan luar akan mengatakan makanan disini kurang uumpphh… So let’s compensate it for health benefit.
Tapi, untuk mengatasinya, Devit meracik sambel cabe yang dinamakan ‘Sambal C*bai’.
Sounds weird I know, tapi sambel ini lumayan menaikkan rasa intens di makanan, apalagi orang Medan yang rata-rata suka makanan pedas.
Like I said before, salah satu faktor yang saya suka dari Devit Oey Catering ialah harganya.
Boleh dibilang, dari beberapa competitor yang mematok harga 40-70rb/meal, Devit Oey bermain di range 30-40rb/meal. Tentu saja dengan harga demikian anda juga ga akan mendapatkan makanan dengan bahan premium.
Oh ya, catering disini juga ga pake komitmen. Anda dapat memesan untuk 1 hari, 1 minggu, 1 bulan, bebas.
Saya sendiri belum sepenuhnya bisa commit dengan healthy lifestyle. Tapi bila timbangan sudah melewati ambang, opsi healthy food ini biasanya menjadi pilihan, antara 1-2 minggu hingga normal kembali ke berat badan yg diinginkan.
Devit Oey Powerbox Cafe
Jalan S.Parman No 252A (seberang Koki Sunda)
0878-8807-1731
082167571477
Beberapa minggu yang lalu, MaMa sempat diundang ke event yang bernama Truffle. Awalnya sih we have no idea ini acara apa yah. Mungkin acara makan-makan jamur truffle atau seminar cara bercocok tanam jamur truffle kali hehehe…
So, what exactly is Truffle?
Seperti yang kita ketahui, truffle itu sejenis jamur dengan aroma yang khas dan sering dijadikan bahan kuliner pilihan, terutama di France. Truffle juga merupakan komoditas bernilai tinggi.
Dan di acara Truffle ini, kita yang hadir diibaratkan seperti sekumpulan jamur truffle dengan rasa misterius yang berbeda-beda. Why?
Berbagai insan kreatif Medan mulai dari bidang kuliner, seni, fashion, jurnalistik, sampai influencer lainnya berhasil dikumpulkan di acara Truffle Series 01 ini.
Truffle mengumpulkan berbagai insan dengan background berbeda-beda untuk bertemu dan menjadi rekan melalui makan bersama, minum ataupun sekedar percakapan sederhana.
Lewat Truffle Series 01, Truffle memperkenalkan identitas diri mereka dan berbagi kesempatan kepada 30 insan kreatif Medan untuk bertumbuh bersama layaknya sebuah koloni jamur, yang kemarin bertempat di Bel Mondo Café Medan.
Kuliner terbaik yang hadir pada sore itu adalah seperti berikut:
Seperti jamur truffle yang ditambahkan pada masakan untuk menjadikan cita rasa kuliner terbaik, Truffle pada dasarnya merupakan sebuah wadah lifestyle service untuk insan bisnis.
Baik masih start-up ataupun established brands, yang ingin memperkenalkan, mempertahankan ataupun mendongkrak nilai brand mereka, dan untuk insan-insan lainnya untuk sekedar berkumpul dan mencari inspirasi.
Jadi kalau kamu-kamu merupakan insan bisnis yang ingin mendongkrak branding produk atau service kalian, ataupun wirausaha, insan kreatif, insta-addict yang ingin memperluas network dan mencari insipirasi, Truffle dapat hadir sebagai pilihan kalian untuk melakukan hal tersebut.
Dengan Truffle, kalian akan diberikan konsultasi dan pengaturan brunch/lunch/dinner yang dikonsep dengan baik, product display/visual merchandising kalian, curated supporting brands dan pastinya table styling oleh Ardent sendiri.
Singkat kata, Truffle is all about people, food, instagram, mingling, branding, curation, styling, along with every other good thing.
Truffle – A casual get-together among strangers over food and everything fancy.
Instagram: @truffle.series
Coffeeholic, sebuah coffeeshop yang tergolong baru, hadir di pusat kota Medan baru-baru ini.
Terletak di simpang Jalan Ahmad Yani, lokasinya berada di sudut simpang Ahmad Yani II. Agak susah memang parkir emang, tapi kalo bawa mobil, masuk dari Jalan Perniagaan aja, jadi ga usah nyebrang.
Ruangan yang tergolong kecil ini tidak ada fasilitas AC, dengan demikian harga-harga makanan dan minuman disini juga lebih terjangkau harganya.
Menu-menu yang tersedia disini juga masih belum banyak. Kebanyakan berupa cemilan, seperti kue-kue, nasi goreng, mie goreng, dll.
Untuk sore hari itu, kebetulan mesannya Indomie goreng dan kuah.
Indomienya beg to differ. Kalo diperhatiin sih teksturnya beda dengan indomie yang ditemukan di warung.
Sepertinya Coffeeholic memakai indomie edisi mie keriting, beda dengan pesanan yang sama beberapa waktu lalu.
Namun untuk indomie kari-nya, mie yang dipakai indomie standar, ditambah sambel dan sedikit bumbu kari, buat amplify rasa karinya.
Kopi yang ditawarkan disini juga ada 2 jenis, espresso based dan manual brew.
Campuran kopi robusta dan arabica menjadi house blend disini. Dengan demikian, harganya juga lebih murah dibanding coffeeshop yang berdekatan.
Menu makanan dan minuman disini tidak fenomenal, bahkan rata-rata terdengar familiar. Oleh karena itu, Avocado float menjadi pilihan sore itu.
Kebetulan dapat avocadonya mantap, ditambah manisnya es krim coklat lalu dituang espresso yang boleh dibilang pahit, harmonis lah rasanya.
Untuk sebuah boutique coffee shop, menu F&B dan lokasi Coffeeholic saat ini memang masih terbatas.
Faktor utama yang diandalkan disini ialah harga yang lebih terjangkau apabila anda ingin mencari lokasi coffeeshop yang terletak di jantung kota Medan.
Coffeeholic
Jalan Ahmad Yani simpang Ahmad Yani II
pagi-malam
082322299088
Kalau kamu merasa salah satu anak gaul yang kudu selalu nongkrong di tempat baru Medan yang lagi nge-hits, think no more, this is the place you should be!
Level.02 yang berlokasi di Jalan Iskandar Muda No. 274, di lantai 2 restoran Minang Rasa Bunda, hadir sebagai the first rooftop bar in Medan.
Seperti namanya, lantai 2 Rasa Bunda disulap menjadi tempat nongcan alias ‘nongkrong cantik’ yang ciamik habis. MaMa bahas mulai dari tempatnya dulu ya, karena memang ambience yang menjadi daya tarik utama tempat ini.
Level.02 sendiri terbagi dua bagian, ada yang outdoor dan indoor. Percaya deh, dua-duanya bakal bikin kamu nggak pingin cabut kalau kamu memang hobi selfie.
Bagian outdoor dimanfaatkan sebagai bar dengan konsep terbuka. Lantai bar menggunakan rumput sintesis, ditambah dengan meja dan kursi yang dekoratif buat kamu puas-puasin untuk duduk cantik.
Nggak hanya itu, suasana rooftop bar ini diperindah dengan rangkaian lampu-lampu yang menjuntai di atas, membuat kamu seperti berada di taman terbuka dan membuat tanganmu gatal untuk tidak ber-selfie ria.
Psst. Cocok nih kalau bawa pasangan duduk di bawah cahaya rembulan dan gemerlapnya bintang-bintang di langit, membuat dunia serasa milik berdua. Asal jangan hujan aja hehehe.
Bagian indoor dimanfaatkan sebagai cafe. Nah, di dalamnya juga tak kalah menariknya dengan suasana luar, karena interior design dan furniturenya yang berbau retro modern dan sedikit industrial nggak tanggung-tanggung. Selfie lagi, deh.
Oh ya di dalamnya juga ada dart machine loh. Honestly, saya lebih milih indoor, karena lebih nyaman ada AC. Maklum, diri ini tak tahan dengan panasnya dunia ini.
Oh ya sebenarnya, ada satu area lagi di outdoor, yaitu bar-nya sendiri. Tapi nggak banyak yang duduk di sini, kebanyakan semua pada madatin area rooftop outdoornya.
Okay, enough with the place. Let’s move on to the food and beverages section.
Dua menu minuman khas Level.02 di sini dan dua-duanya minuman sehat nih. Yang satu merupakan campuran buah naga, nenas, dan a lil bit spice detected. Satunya lagi, wortel yang diimbangi baunya dengan minuman yogurt.
Nih bagi yang datang rame-rame tapi nggak mau terlalu berat alkoholnya, pesan ini aja biar bisa sharing bersama. Bisa berempat sampai berlima.
Dua light bites ini yang menjadi appetizer andalan Level.02, favorit anak-anak gaul yang datang.
Kami setuju kalau nasi goreng buntut ini salah satu main course andalan Level.02, aroma dan rasanya okeh deh.
Selain nasi goreng, menu pilihan rekomendasi lainnya adalah dua menu western food ini.
By the way, di setiap weekend di Level.02 akan ada DJ live performance, jadi kamu yang suka nongkrong ditemani dengan loud live music, cocok deh.
Seperti yang MaMa tulis, nggak heran jika ambience yang menjadi daya tarik utama, karena Level.02 memang kaya akan spot-spot yang ciamik. Jangan heran kalau kamu ke sini dan hampir semuanya yang datang sibuk ber-selfie atau wefie tak henti.
In conclusion, Level.02 as the first rooftop bar in Medan could possibly succeed to be the new happening in town for youngsters nowadays. Could they bring chilling to another level for you?
Level.02 Rooftop
Jalan Iskandar Muda No. 274, Medan (Rasa Bunda 2nd Floor)
0813-6089-4489
Instagram/Snapchat: level.02
Open Hour: 17.00-01.00 (weekdays) & 16.00-01.00 (weekend)
Estimasi budget: 100-200rb/org
Dengan hiruk pikuknya Kota Medan, kehadiran Sowe jadi seperti oasis dengan penghijauan (literally) dan alunan musik sembari bersantap.
Dengan interior ala ‘rumah pohon’, kamu bakal disambut dengan suasana hangat dari ornamen kayu dan pepohonan. Walau berbeda dengan konsep desain cafe yang kini mengarah ke moderen / kontemporer, tentu Sowe punya alasan tersendiri.
Berbicara tentang suasana, kamu yang suka dengan alunan live music boleh datang di malam minggu. Beberapa tembang moderen dan klasik bisa kamu request untuk menemani santap malam.
Okelah, cukup berbicara tentang interiornya, MaMa yakin pembaca sudah nga sabar dengan ulasan makanannya.
Menu pertama MaMa malam itu ada Nasi Ayam Goreng Semak (45rb), MaMa order ini karena tertarik dengan namanya. Dan ternyata yang hadir seporsi nasi dengan hidangan ayam goreng khas Aceh, ayam tangkap (ayam goreng renyah dengan daun pandan dan daun kari) dan ditemani seporsi urap sayur.
Taste is not bad, ayam gorengnya renyah dan bumbu meresap dengan baik, hanya saja porsinya ayamnya sedikit.
Buat kamu yang suka dengan rasa yang lebih intens, boleh cobain Nasi Goreng Seafood Lada Hitam (45rb). Bagi yang punya toleransi tinggi terhadap pedasnya lada, this one is for you!
The highlight of the night datang dari Grilled Salmon (110rb) yang disajikan dengan teriyaki sauce. Daging salmon terasa lembut saat dipotong, tanda tingkat kematangan yang pas. It’s not a fancy menu, but it’s good.
Oya menurut pengelola, Sowe sangat welcome apabila ada grup-grup yang ingin membuat event / party disini. “Lokasi akan kami sediakan, dan jika ada yang berulang tahun kami sediakan cake-nya” sebut sang manager. Langkah yang strategik mengingat lokasi ini bersebelahan dengan kampus IBBI.
Ngomong-ngomong soal kampus, ada promo khusus diskon 15% (food only) khusus pelajar dengan menunjukkan kartu pelajar kamu. Selain itu ada juga paket makan & minum dengan harga mulai dari 35 ribu ++
Beberapa minuman iconic tentu bisa kamu order disini seperti Avocado Coffee (25rb) yang berbasis kopi dan Long Island (35rb) di kategori mocktail.
Dengan menu yang variatif dan lokasi yang strategis, sepertinya Sowe memang mengincar mass market apalagi mengingat lokasinya yang ditengah kota dan berdekatan dengan salah satu kampus swasta.
Saat ini SOWE juga sedang ada promo penjualan voucher 500rb cukup dengan hanya membayar 350rb (30% discount) dan kamu berkesempatan mendapatkan kartu diskon sebesar 25% dengan pembelanjaan minimal 600rb rupiah – syarat dan ketentuan berlaku ya…
Sudah pernah makan disini? Ayo kasih pendapatmu di kolom komentar dibawah.
SOWE Restaurant & Lounge
Jalan Gatot Subroto (simpang Glugur) No.144 D/E, Medan
Telp.061-4527798
(Jam operasional 11.00 sd 23.00, Hari Sabtu sd 24.00)
Live Band setiap hari Sabtu Malam.
Apakah kamu seorang pecinta kopi sejati? Ataukah kamu hanya seorang pemburu tempat ‘nongkrong cantik’? Whether both of them, this might be answer to your problem.
Monk’s Coffee Roasters terletak di Jalan KH. Zainul Arifin No. 55A/27. Coffee shop yang baru berdiri sejak 2016 ini, tepat berada langsung di sebelah toko peralatan dapur Pantry Magic. Dua-duanya dikelola oleh pemilik yang sama.
Memang perlu diakui, coffee shop di Medan semakin banyak bermunculan pada tahun-tahun belakangan ini. Saking banyaknya, kadang kita bisa bimbang memilih tempat nongkrong yang cocok, hanya untuk menikmati secangkir kopi sejenak.
Maka itulah, setiap coffee shop di Medan berlomba-lomba menciptakan sesuatu yang unik dari tempat mereka. Baik itu dari tempat, suasana, makanan, dan yang paling penting tentu kopinya sendiri.
Fyi, coffee shop ini bukan dibuka oleh biarawan ya walaupun namanya “Monk’s” dan tidak ada sangkut pautnya sama sekali hehehe. Dari luar, Monk’s tidak mencolok amat sih, namun lebih terasa homey.
Memasuki coffee shop ini, langsung terasa suasana vintage with a little touch of Scandinavian style terutama pada lantainya. Dinding mural di berbagai tempat turut menghiasi coffee shop mungil ini.
Nah, kalau kamu orangnya gak tahan sama panas, duduk di area indoor aja. Buat yang pingin suasana outdoor atau pingin merokok, ada area depan dan belakang coffee shop. Di mana area belakangnya juga dimanfaatkan sebagai tempat coffee roastery.
Sekarang mari kita intip-intip dulu beberapa menu yang MaMa santap di hari kami berkunjung.
Let’s start with pasta. This one is Spaghetti Carbonara. Pasta ini menggunakan grilled ham, sauteed mushrooms, dan tentunya light cream yang khas. Untuk tambahan poached egg opsional.
Another Western one is Roast Spring Chicken. Dengan homemade BBQ sauce, half spring chicken ini dibarengi dengan shoestring fries dan garden salad yang fresh, membuat menu ini tambah klop.
A little kick of Asian is Seafood Fried Rice. Okay, nasi goreng putih ini diramaikan oleh cumi dan udang segar, serta traditional omelette layaknya authentic Asian food.
Nah, kalau yang ini namanya House Beef Burger dan Pecan Cranberry Granola. Ini hasil makan siang photoshoot Savorsnap kemarin. Burger ini terdiri dari 180g pure grilled beef, keju cheddar, caramelized onion, shoestring fries dan homemade slaw segar. Nah menu sehat satunya lagi seperti namanya, dihidangkan bersama fresh milk dan fruits.
Oh ya, selain itu Monk’s sendiri juga menyediakan berbagai homemade cakes and tarts untuk menemani kamu ‘nongkrong manja’ di sini.
So how about the coffee? Still remember how I said every coffee shop should have their own uniqueness? Here’s the deal from Monk’s.
Apa yang membuat Monk’s berbeda dengan coffee shop lainnya di Medan?
Pertama, biji kopi yang menjadi specialty di sini tergolong jenis biji kopi yang sulit didapat dan ditemukan di coffee shop Medan lainnya. Atau istilah lainnya exotic coffee beans.
Di bagian rak atas coffee shop ini akan kamu temukan berbagai biji kopi eksotis dari berbagai negara, seperti Guatemala, Brazil, Ruanda, Kolombia, dan lain-lainnya. But wait, bukan kopi eksotis yang dijual di sini kok, biji kopi lokal hasil blending juga ada.
Kedua, bukti bahwa Monk’s benar-benar commit dalam menyeduh kopi mereka kepada customer adalah mesin kopi ‘Black Eagle’ Victoria Arduino, gagah memperkilau coffee shop mungil ini.
Bisa jadi Monk’s merupakan coffee shop pertama di Medan yang menggunakan mesin kopi tipe ini. Mengapa? Karena harga mesin kopi ini tidak tangung-tanggung loh. Harganya? Coba cari tau sendiri dan jangan terkejut ya hehehe.
Overall, the experience is overwhelmingly positive. Makanan dan minuman di sini cukup affordable. Di samping itu, pilihan kualitas biji kopi di sini juga tak diragukan lagi.
So, kamu-kamu yang pingin ‘nongkrong atau nyantai manja’ seperti kata Princess Syahrini, biar tambah eksis, this one should be in your list.
Buat kamu yang memang pecinta kopi dan ingin merasakan bagaimana the taste of exotic coffee beans dari negeri-negeri luar, this one is recommended for you of course.
Monk’s Coffee Roasters
Jalan KH. Zainul Arifin No. 55A/27, Medan
061-4554178
Instagram/Twitter: @monksroaster
Email: info@monkscoffeeroasters.com
http://www.monkscoffeeroasters.com
Open Hour: open on Monday-Saturday 09.00-19.00, close on Sunday
Kalau 2-3 tahun sebelumnya bisnis cafe booming, taon kemarin dan taon ini sepertinya lebih banyak orang mengangkat kembali tema ‘kopitiam’ dengan balutan modern.
Alasannya sederhana, mayoritas orang Medan masih merasa ‘comfortable’ dengan hidangan ala Nusantara dibanding Barat. Disamping itu, faktor harga makanan nusantara yang umumnya lebih rendah juga berpengaruh terhadap trafik kunjungan.
Di jalan Palangkaraya, ada satu kopitiam modern yang baru mulai beroperasi, Coffee Toast namanya. Kehadiran Coffee Toast di kawasan jalan Pelangkaraya ini menurut saya strategis banget. Daerah pertokoan di sepanjang jalan ini volume trafiknya tinggi, terutama pengunjung dari luar kota Medan.
Sebuah kopitiam di tengah oase pertokoan ini sebenarnya sebuah ide yang brilian. Oke mungkin banyak warkop warkop atau rumah makan lainnya di sekitar sini, tapi saya yakin kalau dipermak sedikit dari segi design dan bermain di branding, valuenya mungkin berbeda dibandingkan kedai kopi lainnya.
Dari segi makanan dan minuman sendiri juga sebenarnya bukan menu yang breakingthrough, ada beberapa cemilan yang bahkan sistem titip jual, but comfortable enough sebagai komsumsi sehari-hari.
Dan bukankah hal itu yang menjadi faktor esensial dalam menjalankan bisnis—regular dan returning customers.
Kopi Toast
Jalan Palangkaraya simpang Bandung
Libur: Minggu
Kali ini MaMa kembali dengan bahasan café baru di sebuah kompleks besar di Medan yang sudah terkenal dengan berselemaknya spot-spot kuliner. Mana lagi kalau bukan kompleks Cemara Asri.
Kehadiran sebuah café mungkin bisa membawa suasana baru di kompleks ini atau bahkan di Medan, mengapa? Karena memang masih sedikit yang membawa gelato sebagai fokus utama tempat makan mereka, nah Zisel Gelateria baru-baru ini muncul di kota Medan yang panas ini.
Zisel sendiri berlokasi di Jalan Boulevard Raya No. A24. Cara mudah nemuinnya, masuk dari gerbang utama Kompleks Cemara Asri, nanti perhatikan sebelah kanan, Zisel itu sederetan dan pas di samping Ayam Penyet Ria.
Seperti yang kita ketahui, dengan berselemaknya café atau coffee shop di kota Medan, rasanya memang perlu ada yang stand out dan berani mengambil konsep berbeda.
Nuansa kayu dengan poster-poster gelato yang unik dan kreatif mendominasi ruangan seketika kita membuka pintu, welcome to Zisel Gelateria.
Interiornya cukup minimalis, namun dapat membuat kita merasakan suasana cozy yang bisa bikin betah disini.
Oh ya, Zisel terdiri dari 2 lantai. Kamu pilih aja sesuai hati kamu nyamannya di mana hehe. Fyi, di area belakang café ini dimanfaatkan sebagai office sekaligus tempat gelato production-nya langsung di sini loh! We’ll get to that part later.
Setelah berkeliling celingak celinguk interior Zisel, mari kita intip dulu beberapa menu yang MaMa santap di hari kami berkunjung.
Let’s start with the appetizer. This one is Roasted Chicken Wings. Sauce-nya kental dengan sedikit hint sweetness. Menurut kami sih kalo sedikit pedas lagi lebih syok. Light bites gini cocok buat sharing.
Tak kelewatan pastinya adalah menu pasta. Carbonara Smoked Beef. Kalau kamu perhatikan, pasta carbonara di sini sedikit beda karena memang disajikan dengan style agak kering, biasanya carbonara itu agak creamy basah gitu. Another different approach?
Another Western dish is nasi goreng ayam bakar special. Sauce-nya ini mirip ama chicken wings yang tadi, but marinated well dagingnya tender dan flavornya meresap hingga ke daging.
Yang dua ini masing-masing Pepperoni Pizza dan Apple Pizza. Pepperoni Pizza-nya simpel, but it wasn’t remarkable.
Nah kalau Apple Pizza-nya ini lebih unik, karena topping-nya ya apple slice, dan dibagian tengahnya ada vla. feelingnya kayak pingin makan healthy food atau junk food.
Sebagai penutup, ada beberapa varian gelato yang ditawarkan Zisel seperti sorbet dan yogurt.
So here were our three gelato/sorbet we tasted that day. Pistachio Gelato, strong flavour but will taste fine in your mouth. Strawberry Sorbet, asem manis di mulut, segerrr. Dan highlightnya itu Lemon Sorbet, this one is really going to freshen you, recommended.
Dalam kunjungan MaMa hari itu, kami berkesempatan untuk menyaksikan pembuatan homemade gelato di Zisel secara langsung. Di tempat productionnya, kami dijelaskan berbagai alat, bahan, dan mesin yang digunakan di Zisel.
Zisel sendiri memiliki belasan rasa gelato dan sorbet. Mulai dari rasa pada umumnya seperti chocolate, green tea, sampai seperti rasa whisky cream bahkan ada sorbet rasa Bintang Radler.
Betewe, di Zisel ada promo spesial yakni dengan memiliki Zisel Tumbler dan menggunakannya ketika membeli selected cold drink menu di Zisel dapet 50% off every friday!
I think Zisel is bold enough to bring gelato as their main star of a café. Our conclusion? Reasonably good food with reasonable price. Zisel mungkin saja bisa hadir ‘mendinginkan’ kamu-kamu yang penat dengan kota Medan yang semakin panas ini. So, what’s stopping you from coming here?
Zisel Gelateria
Kompleks Cemara Asri, Jalan Boulevard Raya No. A24, Medan
0812-6968-8855
Instagram/Line: @ziselgelateria
Facebook: Zisel GelateriaOpen Hour: 11.00-22.00
#Halal
Impresi pertama saya terhadap Griya Coffee Shop, eye-catching.
Dengan warna merah menyala pada jendela-jendela kecil di lantai 2, tempat ini memberikan sedikit kesan kontemporer.
Pemilik coffee shop ini terbilang cukup berani mengambil langkah dengan sekaligus menggarap 2 ruko dijadikan satu untuk usaha ini.
Mari kita intip bagian dalam nya sekaligus meneliti apa saja hidangan-hidangan praktis buat makan siang hari itu.
Saya suka banget jika ada coffeeshop atau cafe yang memperlihatkan menu ataupun kata-kata bijak dengan hand-writing pada papan tulis kapur dengan aneka warna dan font yang menarik.
It looks so artsy to me, I don’t know about you.
“GRIYA COFFEE SHOP, ROOM TO BREATHE”, well said!
Dengan wallpaper berwarna coklat muda, interior di tempat ini tidak terlalu mewah, namun terlihat rapi dan bersih. Suasana di dalam juga terasa sejuk. To be honest, masih banyak space yang dapat dimanfaatkan, there must be a reason why the owner chose to keep it (very very) simple.
Dine in area terbagi 2 klaster, one side sofa and one side chairs atau all are normal chairs. Kami memilih untuk duduk di kursi biasa saja, sebab tempat duduk sofa memberi kesan sempit pada…. ehem… pinggang kami (I know it’s TIME to diet!)
Ohkayy, let’s jump into the food!
(Sebenarnya postingan ini bukan dari kunjungan baru-baru ini, it’s been a while, cuma baru sempat saya update sekarang). Mari kita mulai!
Sebenarnya banyak coffee shop yang muncul dan berkembang, banyak juga yang muncul, stagnant dan kemudian makin menurun.
Sehingga banyak pe-er yang harus diperhatikan oleh pelaku industri kuliner agar dapat tetap bertahan di tengah persaingan.
Salah satunya adalah, be always innovative and creative!
Nah, saya baru saja berkunjung ke IG Griya Coffee Shop, ternyata, sesuai dengan perkembangan era, banyak latte art yang lucu-lucu bisa kalian nikmati disana sekarang.
By the way, sudahkah Anda mengunjungi tempat ini?
Griya Coffee Shop
Jln. Amir Hamzah, No. 41 C Medan.
Operational hrs : 10am – 10pm.
Ph : 0823 6568 7222
Apa kriteria kamu ketika ingin memilih tempat nongkrong? Suasana? Rasa? Harga? Variasi menu? Kadang memang rada bingungin ya milih tempat yang cocok. Nih yang satu ini mungkin bisa kamu jadiin opsi.
Pilastro, salah satu cafe di Medan yang sudah dikenal committed dengan penyajian menu kopinya, baru-baru ini kembali meluncurkan banyak menu baru baik itu lite bites ataupun main course.
So, beberapa waktu lalu tim MaMa diundang pak Benny selaku pengelola for casual dining sembari menikmati beberapa menu baru dari Pilastro.
Kedua jenis croissant ini sama-sama menggunakan bacon, yang membedakan adalah penyajian telur yang kamu inginkan, ingin jenis omelette atau poached egg.
Waffle menjadi highlight dari peluncuran menu baru kali ini. Ada tiga variasi waffle yang ditawarkan sebagai main course.
Seperti nama menunya (dari paling atas), ada yang menggunakan bacon dan poached egg, ada yang berisi beef patty dan scrambled egg, serta terakhir highlight yang paling unik yang bisa kamu ‘suntik’ keluar sendiri salted egg yolk-nya.
Kalau bacon, beef, dan chicken belum cukup sebagai variasi, masih ada dory fish yang ditemani poached egg serta dilumuri hollandaise sauce yang klop.
Grilled Ribs with Home BBQ Sauce merupakan salah satu highlight menu baru main course juga yang satu ini. Potongan iga yang menggoda disajikan dengan home BBQ sauce.
Menu-menu ini bisa jadi appetizer ataupun dessert.
Mungkin makan croissant atau french toast udah biasa ya? Nah bedanya, yang ini berisi salted egg yolk, can you see that moment ketika dipotong dan melumer keluar? Memang lagi eksis banget menu salted egg yolk nih.
Nah beralih ke sedikit aroma tradisional. Risol spesial atau kue serabi dengan manisnya es krim vanilla. Menu ini merupakan kreasi dari hasil riset dan survey pengunjung yang menginginkan sesuatu yang lebih bernuansa lokal..
Kembali lagi ke waffle. Yang ini tentu toppingnya strawberry beserta jam-nya. Menu ini ada variasi lainnya, yaitu ovomalt cheese & peanut butter atau satu lagi yang butter waffle. Betewe, bisa pesan extra injection topping dari chocolate, cream cheese, strawberry, coffee sampai shredded cheese.
Last but not the least, salah satu menu yang kudu dicoba, kue pisang banana cake dengan taburan berbagai jenis kacang, disajikan dengan es krim sebagai pendampingnya.
Seiring bertambahnya umur sebuah cafe, penambahan menu menu baru ini kudu direalisasikan untuk menambah portfolio usaha sekaligus menambah daya tarik pengunjung. Beberapa menu ini juga tersedia di Pilastro Xpress yang berlokasi di Sun Plaza.
Pilastro Cafe
Jalan Bukit Barisan No. 3 H-I
(Lapangan Merdeka) sederet Bank BCA dan Kantor Pos
061-4524199
Instagram: @pilastro_mdn
Open Hour: 11.00-22.00
Perbincangan MaMa sore itu berputar di definisi idealisme melawan komersialisme. Memang harus MaMa akui tidak mudah menjadi sebuah cafe idealis apalagi di market yang masih setengah-setengah penyerapan arti nongkrong di cafe.
Di satu sisi, sebuah cafe dengan pengelola yang pulang ke Medan setelah mencicipi kehidupan di Melbourne punya cita-cita untuk mengedukasi masyarakat Medan tentang definisi kualitas, setidaknya dengan standar Melbourne.
Perbincangan yang dimulai dengan hidangan Toasted Muesli itu berlangsung santai namun alot. Contohnya saja Muesli yang sebagian bahan utamanya dibawa langsung dari negeri kangguru ini, selain harga jualnya yang lebih tinggi daripada mie goreng – nga semua orang juga tau bahwa ini adalah menu sarapan dengan nutrisi tinggi dan rendah lemak. Actually this taste quite good.
Perjuangan Harris bukan yang pertama disini. Sudah pernah beberapa cafe mendahului dengan jiwa idealisme tinggi, sebagian besar tidak berhasil, menelan pahitnya realita bahwa idealisme tidak selamanya bergandengan tangan dengan komersialisme.
“Saya ingin mengajarkan orang bahwa sebuah cafe itu tidak sama dengan rumah makan. Untuk apa diberi label cafe apabila hanya bisa menghidangkan nasi goreng. Makanan cafe setidaknya harus menunjukkan skill pengelolaan masakan. Perpaduan berbagai tekstur, warna, intinya keseimbangan antar elemen dalam sepiring hidangan” tutur Harris.
Contohnya saja pengunjung sore hari yang sebagian besar ngopi, umumnya mengidamkan cemilan disamping gelas kopi mereka. Disini mereka menyediakan tiramisu, namun realitas berkata pisang goreng akan lebih menjual. Jadi kamu tetap jual atau kamu bersikeras mempertahankan tiramisu sebagai teman kopi?
Perbincangan tanpa kesimpulan itu diakhiri dengan manual brew oleh Harris. Setidaknya kita bisa setuju di kopi – kopi yang enak itu harus bisa dinikmati oleh yang minum dan punya karakter sesuai origin masing-masing.
Walaupun dengan semangat berkobar, MaMa bisa melihat menu-menu disini sudah sedikit membuka jalan untuk komersialisme. Bagaimanapun, se-idealis apapun kamu, tanpa pengunjung sebuah cafe hanya bisa menjadi galeri. Layaknya etalase cantik yang hanya bisa dikagumi dari balik kaca.
Semoga saja kali ini, di tempat ini sebuah sejarah akan tercipta dimana komersialisme yang akan memberi jalan pada idealisme. Setidaknya untuk saat ini MaMa masih bisa mencicipi sedikit rasa idealis dan kobaran semangat dari sebuah cafe ala Aussie di Kota Medan.
Coffeenatics punya kualitas, punya karakter. Mereka juga punya semangat untuk mengedukasi. Sisanya terserah kita apakah kita akan belajar atau masih bersikeras mengkandaskan Medan sebagai tempat yang susah untuk belajar menerima.
Coffeenatics
Jalan Teuku Cik Ditiro No.8
Tepat didepan SMAN 1 Medan
Hola, guys! I just got back from a fine-dining experience last week and I’m gonna share it with you all.
Price is indeed not very affordable, but you’ll get what you paid for, the food and the atmosphere was excellent. Ohkay, let’s start the story~
Tepat pada tanggal 25 November 2016 lalu, Prime Steakhouse melakukan pembaharuan menu Ala Carte dimana Chef Amin Gihon mengepak pengetahuan, pengalaman dan ide-ide terbaik nya dalam satu paket fine-dining yang menarik.
Chef Amin Gihon sendiri sudah memiliki pengalaman lebih dari 1 dekade, beliau telah melalang buana dari satu hotel ternama ke hotel ternama lainnya.
As a person who lives, works and dreams in the kitchen, THIS IS THE REAL THING. You guys should consider to take a time-off and let yourself being spoiled by those ‘glamorous food’ prepared by him. And hey, have I mentioned about Dubai and Maldives? Yeapp! Chef Amin has traveled far and wide before deciding to come back hometown and serve Medan. We are lucky, guys!
So, let’s start digging in further!
Sebagai penganan kecil untuk menunggu first dish, roti-roti dan crackers disajikan ke meja kami.
Dipping atau spread jam diganti secara berkala untuk menciptakan variasi. During our visit that day, raisin butter was taking its role.
Nah, disini Chef Amin memilih cara pan-frying, agar bumbu marinasi dan juiciness tetap terjaga dengan utuh. Sedangkan metode grill menurut Chef tidak terlalu sempurna untuk menjaga succulent level daripada daging tersebut. As the result, the meat came out succulent and flavored. Although there’re some chewy parts along the way.
Well, kami sudah tiba di penghujung artikel dan ini pesan-pesan terakhir dari saya : “No doubt, Prime SteakHouse is one of the few posh places in town to celebrate romantic birthdays or anniversaries.”
But eiits, jangan lupa dibaca juga pesan-pesan sponsor dibawah ini, guys!
“Agar menjangkau lebih banyak kalangan untuk dapat mencoba mencicipi menu – menu terbaik di Prime Steakhouse, ‘Dish of the Day’ kini ditawarkan di Prime Steakhouse, dimana satu menu spesial disajikan berbeda setiap hari dengan porsi yang lebih kecil dan harga yang lebih terjangkau, hanya Rp. 300,000 ++. Terlebih, khusus untuk hari Rabu ada free local draught beer untuk menemani steak anda.”
Prime SteakHouse & Bar.
JW Marriott Hotel Medan, Jln. Putri Hijau No. 10
Ph : 061-41006600
Operational hours : Daily, 6.30-10PM.
It’s been 2 years since I wrote about this place in the last review, dan karena udah banyak update, guess it’s time to publish another write up. Dari luar, tempat ini sepertinya tidak banyak yang berubah, masih bangunan putih. Namun di interiornya sudah ada beberapa perombakan.
Yang paling dominan adalah seating area dan area bar swapped. Area seating yang sekarang ini lebih terang karena dekat dengan jendela, dan area bar juga lebih spacious dan dekat dengan kitchen, looked like win-win solution.
Bagian outdoor yang dulunya occupied almost half the dining area sekarang harus mengalah, dipartisi dengan sliding door dan kaca, lalu dipasangin AC. I guess more people demand to seat in cooler temperature room.
Roasting area yang dulunya hanya sebuah ‘gudang kecil’ juga mendapatkan treatment yang lebih baik. Sebuah mesin roasting Froco nampaknya menjadi investasi yang lebih serius, ditambah mesin kopi Synesso Hydra yang menggantikan La Pavoni dulunya, masih tetap menjaga prestijnya.
2 tahun lalu cafe ini masih mendapatkan mixed review dan sebuah identitas yang masih ngambang. Seiring waktu, teamwork antara Elwin sebagai manajer dan chef Milen tampaknya membawa sebuah perubahan positif di Thirty Six.
Menu yang tertera di menu tidak banyak mengalami pergantian atau penambahan, namun improvisasi terlihat di presentasi dan citarasanya.
My favorite meal in Thirty Six. Sourdough bread topped with sauteed spinach, mushroom, and choice of egg (goes well with scrambled), garnished beautifully with pegaga leaves *optional. Sidenya salad with rocket salad and cherry tomatoes with dash of dressing.
Best enjoyed fresh from the kitchen, carbonara disini creamy dengan genangan ‘kuah’ kental, dan perlahan mencair. Untuk toppingnya saya suka tambahin beef ham.
Big R Burger ini salah satu menu baru yang dilaunch bulan kemarin. So far the most expensive burger you can find in Medan. Dengan harga 120rb, what do you get?
Bunch of happiness including Beef patty,melted beef,sunny side up,beef ham,smoked cheese and paprika relish. Sided with frenchy and coleslaw, it’s very fulfilling!
I don’t usually eat waffle tapi presentasinya sederhana namun menggemaskan. 4 topping dengan buah berbeda dan satu scoop vanilla ice cream on top lalu ditaburi icing sugar, simple but actually taste good.
Overall, I like the ambience here especially in the morning/afternoon. Desain interior yang sederhana without much distraction, giving you homey feel as lots of natural light pouring in. Coupled with latte and capps or manual brew, it’s a weekend well spent.
The Thirty Six
Jl. Multatuli no 36
061-4530970
Mendengar nama ‘shaokao’, mungkin akan terdengar asing bagi banyak orang, namun bisa jadi akan terdengar sangat familiar atau bahkan sesuatu yang bikin kangen bagi mereka yang pernah tinggal di Tiongkok.
Shaokao (Chinese: 烧烤, shāokǎo), jika diterjemahkan langsung memiliki arti ‘barbecue’. That’s why jika kalian pernah travelling atau tinggal di Tiongkok, pasti sudah kenal dengan jajanan pinggir jalan ini, yaitu sate yang dipanggang di atas arang dan dibumbui dengan berbagai rempah khusus.
SHAO KAO sendiri berlokasi di kompleks Cemara Asri, bagian agak belakang. Dan sesuai namanya, tentunya mereka berspesialisasi di shaokao – sate ala China, dengan pilihan yang beragam dari sayuran sampai dedagingan.
Untuk pemesanan, langsung saja intip ke bagian display-nya dan pilih sate mana yang kalian inginkan. Ada 50 lebih variasi sate yang bisa kalian pilih di sini dan dengan harga yang variatif (harga per tusuknya ada di kertas menu, if needed).
Setelah pilah-pilih, pegawai akan membawa sate pilihan kalian ke ruangan khusus tertutup tempat pemanggangan. Jadi bagi yang khawatir panas api atau bau asap, tenang aja karena konsep makan di sini kalian tinggal duduk santai dan hasil panggangan setelah siap akan diantar ke meja.
Untuk style makannya tergantung kalian. Ada orang yang langsung makan hasil siap panggangannya. Ada juga yang cocolin ke saus khususnya (ada yang bilang rada asin, but back to your taste bud), atau tambahin dengan tabur bumbu pilihan kalian (semuanya ada di meja).
Nah ngomong-ngomong tempat duduk, kalian bisa pilih nyamannya di mana. Tentunya ada indoor lantai 1, dan juga lantai 2 yang kelihatannya lebih cocok untuk bagi yang suka minum atau nobar bersama. Bagi yang suka suasana outdoor juga tersedia.
As said before, SHAO KAO punya variasi sate yang luas dari dedagingan mulai dari ayam, babi, kambing, seafood, bakso dan daging hasil proses mulai bakso ikan, bakso cumi, crabstick, nugget, sosis ayam, sosis ikan, sampai ke sayuran mulai brokoli, jagung, kentang, jejamuran. Rata-rata dengan harga di bawah 10 ribu per tusuk. Beberapa variasi memiliki harga lebih, maksimal 20 ribu per tusuk.
Di samping menjual sate, SHAO KAO juga menyajikan aneka masakan China seperti nasi, kwetiaw, bihun, mie, dan tentunya beraneka ragam bir lokal & import. Karena memang di Tiongkok, shaokao biasa dinikmati dengan bir, sambil mengobrol atau bermain dadu bersama teman-teman.
On my first visit, saya datang dengan salah satu teman saya yang pernah menjalani kuliah studinya cukup lama di Tiongkok. Dialah yang pertama kali menjelaskan tentang ‘shaokao’ kepada saya. Dan menurutnya, sate shaokao di sini berhasil membalas rasa kangennya dulu ketika di Tiongkok, karena taste-nya hampir sama seperti yang aslinya.
Namun, mie mala-tang — mie dengan kuah mala (Chinese: 麻辣, málà, jika diterjemahkan berarti numbing and spicy), kurang berhasil mencetak gol di hati kami terutama teman saya. Fyi, mala-tang juga jajanan pinggiran yang sering ditemukan di China, biasanya masakan sup super pedas yang isinya berbagai macam daging dan sayuran, kadang shaokao juga. Sensasinya tidak sama seperti original-nya, lebih condong ke mie instan dengan kuah pedas.
Anyway if you’re wondering, SHAO KAO Medan merupakan salah satu outlet cabang, sebelumnya SHAO KAO telah ada di berbagai kota di Indonesia, seperti Jakarta, Tangerang, Surabaya, Palembang, Surabaya, Pontianak.
Overall, SHAO KAO offers a great variety of Chinese skewers with nice ambiance, it could be a great option for hangout in Cemara Asri area with friends. I personally would come back though, so have you tasted it and what do you think?
SHAO KAO
Kompleks Cemara Asri, Jalan Boulevard Raya No. 88LL
061-66931036
Instagram: @shaokaomedan
http://www.shaokao.co.id
Open Hour: Monday-Friday (17.00-24.00), Saturday (17.00-02.00), Sunday (11.00-24.00)
There are probably more pastries than you can count in Medan, tapi kalau dessert house Vegan, which basically omit egg and dairy products, meet Voi.
Voi, dari bahasa latin Voinic yg artinya sehat, bermula dari Randy yang mempunyai background jurusan hospitality dan kuliner.
Pengaruh dari keluarganya yang sudah bervegetarian menggagaskan ide untuk memunculkan segmen western Vegan, segmen yang dimana selama ini didominasi kuliner khas Chinese.
If you’re wondering apa bedanya Vegan dengan Vegetarian, Vegan itu vegetarian namun tidak menkomsumsi produk olahan hewani (termasuk susu, mentega, telur, dsb).
Voi is located in a humble ruko di jalan Kalingga. Since it’s rented, not much effort has been made in term of design and interior. Plus, it’s kinda warm, the heat from the sun was punishing that afternoon.
Greeting from Randy and his family who run this shop together gave a little breeze. Menus are plain text, tapi kami disuguhi menu yang akan launching, sekaligus menjadi tester perdana.
Fajitas mushroom, sebuah menu yang tampak sederhana. But the great thing is, semuanya homemade, bahkan sampai saosnya. Yep, that mayonaisse and the dressing. Jamur yang digunakan juga bukan kalengan, so the price can justify.
As someone who didn’t take vegetarian meal much, I’d say I’m impressed with this one. It’s good and guilty free.
The next meal is Avo Attack (35rb). Satu buah alpokat yang telah diiris ditaroh diatas sepotong roti olahan sendiri yang dioles dengan saos mayo, lalu ditambah dengan sauteed cherry tomato, oyster mushrooms, garbanzo beans, dan di drizzle dengan herb oil.
Personally, the avos were slightly too much and became a leftover, namun jika dikurangi sedikit, kombinasi semuanya menciptakan citarasa yang balance dalam plating ini.
Voi provide some dessert, notably Black Out (45rb) yang terdiri dari 70% dark choco sponge cake, 70% dark choco cream, 70% dark choco soil.
And my favorite jatuh ke Passion fruit & Chia Seed Cheese Cake (45rb). It’s a perfect combination of peanuts and dates base. And cheese, oh that cheese… sebenarnya terbuat dari kacang2an yang telah diolah.
The biggest challenge I see from running Voi is kitchennya yang masih tergolong lambat. For the most part, Randy selalu berkutat di dapur, and since it’s not a commercial kitchen with limited staff as well, menus could take a while to arrive on the table, apalagi kalo meja hampir terpenuhi.
But for the effort to bring vegan dessert and culinary in Medan, we salute!
Kalau denger kata ’dessert’, apa bayangan yang terlintas di pikiran kalian? MaMa langsung kepikiran es krim. Nah, setiap negara ada dessert khas mereka pula, kalo Indonesia mungkin rujak kali ya hehe…
Jika Korea ada patbingsoo, maka di Jepang ada yang namanya kakigori. Kakigori adalah dessert khas Jepang dari es batu yang diserut dengan siraman sirup manis atau susu kental di atasnya. Di Jepang, kakigori dinikmati ketika musim panas tiba.
Nah, cerita punya cerita, di Medan ini ada sebuah tempat dengan kakigori house concept yang pertama kali hadir di Medan. Tak lain tak bukan, Dokioo Dessert. Dokioo sendiri ada dua cabang, yaitu di Jalan Sumatera dan Kompleks Cemara Asri.
Dokioo sebenarnya merupakan dessert & bowl shop yang fokusnya di berbagai macam dessert khas Jepang, jadi gak cuman kakigori. Sebelum ngintip dessertnya, let’s get down to their ambiance first.
Milirik design outlet-outlet Dokioo, kalian bisa langsung tau kalo mereka terinsiprasi oleh 4 musim, yaitu spring, summer, autumn dan winter.
Nah yang pertama itu Dokioo Center di Jalan Sumatera. Kalau ngeliat ambiancenya, mungkin agak ke design autumn season. Fyi, Dokioo Autumn dulu ada di Jalan Palang Merah, namun saat ini tutup karena renovasi.
Kalau yang kedua ini Dokioo Spring di Kompleks Cemara Asri. Sesuai namanya, design outlet kedua ini mengusung musim semi sebagai tema utama.
Main course yang MaMa pesan ketika berkunjung adalah Japanese bowl mereka. Japanese bowl itu biasanya ya nasi dengan potongan daging pilihan kita, campuran sayur dan disajikan dengan sup.
Menu baru menjadi pilihan hari itu, yaitu Katsudon Teriyaki Curry. Isinya berupa nasi yang disajikan bersama potongan daging ayam goreng, dimasak bersama telur, campuran sayur, saus teriyaki dan kari spesial Dokioo, dengan sup tentunya.
Kalau dessertnya, MaMa ada pesan beberapa macam sesuai rekomendasi dari waitress di TKP. Yang pertama ini termasuk di jenis dessert ‘Puchii’.
Puchii itu sejenis dessert yang utamanya es krim tanpa es serut, ditemani berbagai macam topping. Yang MaMa pesan namanya ‘Kuroo’. Berisi es krim coklat, mochilla (sejenis mochi kenyal yang berisi), purin (sejenis pudding), crunch, oreo, pearl dan marshmallow.
Kalau yang ini termasuk kategori dessert ‘Kakigori’. Yang sudah MaMa jelaskan sebelumnya, kalau dessert di sini sebenarnya utamanya di jenis ini.
Ini yang namanya ‘Volcanoo’. Berisi es serut ditemani oleh mochilla dan mochippy (sejenis mochi kenyal yang berisi), nu~ (nutella, namanya memang begitu di sini) dan almond.
Kalau kakigori yang gede ini namanya ‘Murasakii’. Since it is kakigori, of course utamanya terdiri dari es serut, taro, whip, cookie crumble, strawberry dan saus taro. Alert of big portion, disarankan sharing!
Dokioo sendiri sebenarnya masih banyak menu lainnya dari main course, snacks, dessert sampai drinks. Untuk dessertnya sendiri saja sudah 40 jenis lebih yang bisa kalian coba.
In the end, MaMa berkesimpulan Dokioo nampaknya mentargetkan kaum remaja karena menu-menu di sini terutama dessertnya lebih cocok untuk umur belia. Dokioo yang berani mengawali dan membawa dessert khas Jepang sebagai main focus mereka, sebenarnya cukup risky namun bold. So, will there be Dokioo Summer and Dokioo Winter in the future?
Have you tried Dokioo? Yuk bagi pengalamanmu di komentar!
Dokioo Dessert & Bowl House
Dokioo Center: Jalan Sumatera No. 125
0813-6022-0669
Dokioo Spring: Kompleks Cemara Asri, Ruko Golden Gate No. 8B
0813-7049-4851
Instagram: @dokioo.dessert
Facebook: Dokioo Dessert